BinkamLombok BaratOperasi

Perkembangan PMK di Lombok Barat, Hewan Tenak yang Sakit Makin Menyusut

×

Perkembangan PMK di Lombok Barat, Hewan Tenak yang Sakit Makin Menyusut

Sebarkan artikel ini
Perkembangan PMK di Lombok Barat, Hewan Tenak yang Sakit Makin Menyusut

Lombok Barat, NTB – Perkembangan PMK di Lombok Barat, berdasarkan Data dari Operasi Aman Nusa II Rinjani Tahun 2022, sisa jumlah hewan tenak yang sakit makin menyusut.

Dalam Penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayah Kabupaten Lombok Barat, Satgas Operasi Aman Nusa II Rinjani ini melakukan berbagai langkah.

“Tetap mengedepankan dalam pencegahan dan Tindakan. Dalam mencegah terjadinya penyebaran atau menekan kasus terjangkit yang baru,” ungkap Kabag Ops Polres Lobar Kompol Dhafid Shiddiq, SH., S.I.K., M.M

Berikut dari hasil Analisa capaian perkembangan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di kabupaten Lombok Barat per Kamis tanggal 28 Juli 2022.

Perkembangan PMK di Lombok Barat, Hewan Tenak yang Sakit Makin MenyusutTotal hewan ternak terjangkit sebanyak 16.358 ekor (9,26%) (peningkatan), Hewan ternak yang masih sakit sebanyak 890 ekor (0,50%) (penurunan).

Kemudian Hewan ternak yang sembuh sebanyak 15.447 ekor (8,75%) (peningkatan), Mati sebanyak 14 ekor (0,02%), dan Potong paksa sebanyak 7 ekor (0,004%)

“Terjadi peningkatan kasus hewan ternak yang terjangkit wabah sebanyak 84 ekor (0,73%) dari hari sebelumnya. Kecamatan yang paling banyak peningkatan yaitu Kecamatan Sekotong sebanyak 59 ekor, Kecamatan Lembar sebanyak 16 ekor, dan Kecamatan Narmada sebanyak 9 ekor,” jelasnya.

Untuk hewan ternak yang sembuh meningkat sebanyak 224 ekor dari hari sebelumnya, sedangkan  hewan terjangkit yang mati dan potong paksa masih tetap.

“Walaupun terdapat penambahan kasus hewan yang terjangkit, akan tetapi hewan yang sembuh juga meningkat pesat,” imbuhnya.

Menurutnya, perlu melaksanakan kegiatan berupa pemberian vaksin serta penyemprotan desinfektan pada kandang-kandang kumpul milik warga secara menyeluruh.

“Untuk menghambat penyebaran virus,” pungkasnya.

Agar mencegah penyebaran virus sehingga tetap laksanak  kegiatan penyekatan pada pintu-pintu masuk dan keluar hewan di pelabuhan Lembar dan Gilimas. Guna mencegah penyebaran wabah agar tidak semakin meluas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *