Lombok Barat, NTB – Pemerintah Kabupaten Lombok Barat belum melakukan relokasi korban Banjir di Kabupaten Lombok Barat, masih menunggu hasil kajian kondisi di Lapangan.
Hal ini ditegaskan oleh Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid, saat meninjau posko Pengungsian di Dusun Batulayar Utara, Desa Batulayar Barat, Kecamatan Batulayar, Rabu (8/12/2021).
“Terkait relokasi belum, masih melihat cuaca ya, karena dari hasil pantauan, Kajian, teman-teman kita dibawah itu, belum membahayakan,” ungkapnya.
Menurutnya, saat ini pihaknya masih melakukan pembersihan, dimana sekitar dua hingga tiga alat berat yang sudah bekerja untuk melakukan pembersihan.
“Diharapkan dalam dua tiga hari kedepan, para pengungsi sudah bisa kembali,” ucapnya.
Bupati mengakui masyarakat masih trauma akibat bencana banjir dan tanah longsor ini.
“Terkait tanah labil di sekitar lokasi bencana, dari Dinas PU Lombok Barat telah mengecek kondisi dan situasinya, membahayakan atau tidak,” pungkasnya.
Kalau membahayakan, tentunya akan dilakukan relokasi, dimana di Kabupaten Lombok Barat terdapat 10 titik bencana.
“Ada sekitar 10 titik bencana banjir di Lombok Barat, yang kita alami dari minggu hingga senin kemarin,” lugasnya.
Tetapi, yang menimbulkan korban jiwa di Dususn Batulayar Utara, Desa Batulayar Barat, kecamatan Batulayar, yang telah menelan 10 korban meninggal dunia.
“Hanya disini, itu sekitar lima orang meninggal dunia, sedangkan untuk lokasi lainnya juga rata-rata semuanya parah,” ucapnya.
Seperti banjir di Kekait bahkan sampai ada rumah hanyut, Dusun Harumanis, termasuk yang di Desa Ranjok Gunungsari, hingga di Wilayah Sekotong.
“Termasuk dipelangan sekotong, sehingga dari kemarin bagi tugas dengan Ibu Wakil Bupati, dimana ibu Wakil Bupati konsen di Wilayah Selaran, kita konsen di wilayah Utara,” ujarnya.
Dijelaskan pula bahwa, untuk Wilayah Selatan bencana sudah selesai, kondisi sudah berjalan normal, sehingga saat ini Pemda Lobar saat ini Fokus di Wilayah Utara.
Bupati menegaskan bahwa lokasi bencana di Batulayar merupakan faktor cuaca, dimana terjadi intensitas hujan yang sangat tingi, dua kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu.
“Bukan merupakan akibat pengerusakan hutan, bahkan disini terdapat KSDA, hampir semuanya adalah hutan lindung,” pungkasnya.
Namun karena intensitas hujan yang begitu tinggi, sehingga terjadi banjir ini, sehingga kayu yang hanyut akibat itensitas hujan yang sangat tinggi.