Berita

Mengatasi Bullying di Sekolah: Penyuluhan oleh Polsek Gerung

×

Mengatasi Bullying di Sekolah: Penyuluhan oleh Polsek Gerung

Sebarkan artikel ini
Cegah Bullying di Sekolah, Polsek Gerung Ajak Siswa SDN 1 Dasan Tapen Saling Menghargai

Gerung, Lombok Barat – Dalam upaya menangani dan mencegah tindakan bullying di kalangan siswa, Polsek Gerung, Polres Lombok Barat, Polda NTB, melalui Bhabinkamtibmas Desa Dasan Tapen, AIPDA I Komang Nesa, melaksanakan penyuluhan kepada siswa-siswi di SDN 1 Dasan Tapen.

Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu, 19 Oktober 2024, mulai pukul 09.00 Wita hingga selesai ini diadakan di Dusun Dasan Tapen Timur, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam mengenai bahaya dan dampak bullying, khususnya di lingkungan sekolah.

Tujuan dan Sasaran Penyuluhan

Penyuluhan yang dihadiri oleh Kapolsek Gerung, Iptu I Gusti Agung Bayu Damana, juga diikuti oleh para dewan guru, termasuk Bapak Sadiman, S.Pd., dan seluruh siswa SDN 1 Dasan Tapen.

Kegiatan ini menjadi langkah nyata untuk mengedukasi anak-anak tentang pentingnya sikap saling menghargai dan menghormati satu sama lain, sekaligus memperingatkan mereka tentang konsekuensi hukum bagi pelaku bullying.

Menurut Bhabinkamtibmas Desa Dasan Tapen, bullying merupakan salah satu bentuk kekerasan yang dapat berdampak negatif pada perkembangan psikis dan sosial anak.

Baca Juga  Kepolisian, Masyarakat dan Komunitas BBC Kompak Jaga Kebersihan Pantai Senggigi

“Bullying tidak hanya menimbulkan luka fisik, tetapi juga dapat menyebabkan trauma mendalam yang memengaruhi kehidupan sosial dan akademik anak,” ujarnya.

Definisi dan Jenis-Jenis Bullying

Bullying sendiri berasal dari kata bahasa Inggris “bull” yang artinya banteng, di mana secara etimologis, tindakan ini diartikan sebagai penggertakan atau gangguan terhadap orang yang lebih lemah.

Menurut definisi yang diberikan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA), bullying adalah segala bentuk kekerasan atau penindasan yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang, yang bertujuan untuk menyakiti korbannya.

Lebih lanjut, Unicef menjelaskan bahwa bullying memiliki tiga karakteristik utama, yaitu disengaja, dilakukan secara terus-menerus, dan adanya perbedaan kekuasaan antara pelaku dan korban.

Bullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk, baik secara langsung (fisik atau verbal) maupun secara daring (cyberbullying). Kasus cyberbullying biasanya terjadi melalui media sosial, pesan teks, email, atau platform online lainnya, tempat anak-anak berinteraksi.

Dampak Negatif Bullying

Dalam penyuluhannya, AIPDA I Komang Nesa juga menekankan berbagai dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh tindakan bullying, baik bagi korban maupun pelaku.

Baca Juga  Sinergi TNI Polri Jaga Desa Jagaraga Indah: Poskamling Diaktifkan Kembali

“Anak-anak yang menjadi korban bullying seringkali mengalami penurunan nilai akademik, depresi, bahkan kecenderungan untuk melakukan tindakan bunuh diri. Selain itu, bullying juga dapat menyebabkan masalah kesehatan mental jangka panjang seperti trauma, kecemasan, dan rendahnya rasa percaya diri,” jelasnya.

Selain itu, bullying juga dapat menciptakan lingkungan sekolah yang tidak sehat, di mana siswa-siswi merasa tidak aman dan nyaman dalam berinteraksi. Ini dapat berakibat pada penurunan skor tes kecerdasan serta kemampuan analitis anak.

Tak hanya itu, perilaku bullying juga dapat diwariskan secara turun-temurun jika tidak segera diatasi, menciptakan lingkaran kekerasan yang berlanjut dari generasi ke generasi.

Upaya Mengatasi Bullying di Sekolah

Untuk mengatasi bullying, Maryam B. Gainau, dalam bukunya Perkembangan Remaja dan Problematikanya, memberikan beberapa solusi yang dapat diterapkan di sekolah, seperti menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan sehat.

Pihak sekolah diharapkan dapat memberikan sanksi tegas kepada siswa yang terbukti melakukan bullying agar menjadi efek jera.

Baca Juga  Patroli Polsek Sekotong, Memfokuskan Patroli Malam Hari Sasar Obyek Vital

Selain itu, guru dan orang tua juga memiliki peran penting dalam mendidik anak untuk menyelesaikan masalah tanpa menggunakan kekerasan.

Dengan menanamkan nilai-nilai moral dan agama sejak dini, anak-anak diharapkan dapat saling menghargai dan menghormati satu sama lain.

Penutupan Kegiatan

Kegiatan penyuluhan ini berakhir pada pukul 11.15 Wita dengan suasana yang aman dan lancar. Para siswa dan guru mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari bullying.

Harapannya, dengan adanya sosialisasi ini, angka bullying di sekolah dapat diminimalisir, dan para siswa dapat tumbuh dalam lingkungan yang lebih sehat secara fisik maupun mental.

Kapolsek Gerung, Iptu I Gusti Agung Bayu Damana, dalam pernyataannya, mengungkapkan bahwa pihaknya akan terus berkomitmen melakukan edukasi kepada masyarakat, khususnya kepada siswa-siswi sekolah, agar tindakan bullying dapat dicegah sejak dini.

“Kami berharap upaya ini dapat memberikan dampak positif bagi generasi muda, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi individu yang menghormati satu sama lain,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *