Lombok Barat, NTB – Semarak tradisi Nyongkolan kembali menggema di Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu sore (7/7/2024). Polsek Kediri, Polres Lombok Barat, Polda NTB, dengan sigap melaksanakan pengamanan untuk memastikan kelancaran dan keamanan dua prosesi adat yang berlangsung meriah.
Kapolsek Kediri, AKP Jahyadi Sibawaih, S.H., memimpin langsung pengamanan bersama personel piket jaga dan Bhabinkamtibamas Desa Rumak. “Pengamanan tradisi Nyongkolan ini adalah komitmen kami untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, serta melestarikan budaya lokal,” ungkap AKP Jahyadi.
Dua Prosesi Nyongkolan, Satu Semangat Kebersamaan
Dua prosesi Nyongkolan yang berlangsung di Kecamatan Kediri memiliki rute dan ciri khas masing-masing. Prosesi pertama dimulai dari Lingkungan Perigi Kelurahan Gerung Utara menuju Dusun Rumak Timur Selatan dengan iringan Gendang Beleq. Rute arak-arakan melintasi Jembatan Mess SAR dan Simpang 4 Rumak, diikuti oleh sekitar 150 orang dari kedua mempelai.
Prosesi kedua berlangsung dalam satu desa, dari Dusun Sedayu menuju Dusun Bangket Dalem. Gendang Beleq kembali menjadi musik pengiring, dan arak-arakan dimulai dari depan Kantor Kecamatan Kediri. Estimasi jumlah pengiring juga mencapai 150 orang.
Meski berbeda rute, kedua prosesi ini sama-sama menjadi simbol kebersamaan dan kegembiraan masyarakat Lombok Barat dalam merayakan pernikahan adat Sasak.
Pengaturan Lalu Lintas: Buka Tutup demi Kelancaran
Mengingat jarak tempuh kedua prosesi mencapai sekitar 500 meter, Polsek Kediri menerapkan sistem buka tutup arus lalu lintas. Langkah ini terbukti efektif dalam mencegah kemacetan dan memastikan kelancaran arus lalu lintas selama acara berlangsung.
Kasi Humas Polres Lombok Barat, Polda NTB, AKP I Gede Gumiarsana, menambahkan, “Kami mengapresiasi kerjasama masyarakat dalam menjaga ketertiban selama acara Nyongkolan. Ini adalah bukti bahwa tradisi dan modernitas dapat berjalan beriringan.”
Tradisi Nyongkolan: Lebih dari Sekadar Arak-arakan
Nyongkolan bukan sekadar arak-arakan meriah, melainkan juga cerminan nilai-nilai luhur masyarakat Sasak. Prosesi ini menjadi simbol persatuan, gotong royong, dan penghormatan terhadap adat istiadat.
Dalam era modern, tradisi seperti Nyongkolan tetap relevan dan perlu dilestarikan. Polsek Kediri berkomitmen untuk terus mendukung pelestarian budaya lokal sambil memastikan keamanan dan ketertiban masyarakat.
Lombok Barat, Destinasi Wisata Budaya yang Kaya
Lombok Barat, dengan kekayaan budaya dan tradisi seperti Nyongkolan, semakin menarik perhatian wisatawan domestik maupun mancanegara. Dukungan dari pihak kepolisian dalam menjaga keamanan dan kelancaran acara adat seperti ini menjadi nilai tambah bagi pariwisata daerah.
Dengan sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan aparat keamanan, tradisi Nyongkolan diharapkan dapat terus lestari dan menjadi daya tarik wisata budaya yang berkelanjutan.