Lombok Barat, NTB – Penanganan kekeringan dan air bersih dalam menghadapi dampak cuaca El Nino menjadi fokus Rapat Koordinasi Di Lombok Barat, Senin (21/8/2023).
Rapat ini menunjukkan upaya serius untuk mengantisipasi dampak bencana kekeringan dan memastikan pasokan air bersih kepada masyarakat.
Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid,S.Ag., M.Si, memimpin rapat yang dihadiri oleh berbagai pihak. Termasuk Asisten II Rusditah, S.Sos., M.Si, Kalak BPBD Syahrudin, S.T.
Kemudian Kabag Ops Polres Lombik Barat AKP Sulaiman H. Husein, Kadis Pertanian H. Lalu Winengan, Kadis Damkar Ir. Moh. Sahlan.
Juga Kasat Intelkam Polres Lombok Barat AKP Taufik Hidayat, perwakilan BWS, Bank NTB, PLN, PMI, PTAM Giri Menang, dan perwakilan Camat.
Dampak Cuaca El Nino
Asisten II mengawali rapat dengan mengatakan Pertemuan ini akan membahas langkah-langkah dalam menghadapi dampak cuaca El Nino. Terhadap pertanian dan inflasi di Lombok Barat.
“Langkah-langkah ini bertujuan untuk meminimalisir bencana seperti kebakaran dan gagal panen yang mungkin terjadi selama musim kering.” Ungkapnya.
BMKG sendiri memperkirakan bahwa musim kemarau yang seharusnya diiringi oleh hujan pada bulan September. Kemungkinan akan terjadi mundur akibat pengaruh El Nino di Laut Pasifik.
Langkah-Langkah Penanganan Kekeringan dan Air Bersih
Kalak BPBD Syahrudin, S.T., melaporkan bahwa pihaknya telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah kekeringan di Kabupaten Lombok Barat.
“Sebanyak 16 desa di 5 Kecamatan terdata sebagai daerah yang berpotensi mengalami kekeringan. Meskipun sudah ada bantuan 95% sumur bor dari Pemda, beberapa di antaranya rusak dan membutuhkan perhatian lebih lanjut,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan bahwa PTAM Giri Menang telah melakukan distribusi air bersih di 40 lokasi di wilayah Kabupaten Lombok Barat. Sebagai bagian dari penanganan jangka pendek. Namun, untuk solusi jangka panjang, mengharapkan masukan dari semua pihak
Dari perwakilan Bank NTB menyatakan telah siap untuk berpartisipasi dalam penyaluran bantuan air bersih di wilayah tersebut.
Sedangkan Perwakilan BWS Provinsi NTB menginformasikan bahwa pihaknya telah melakukan analisis ketersediaan air di beberapa sungai wilayah Lombok Barat, dan beberapa sungai masih memiliki status normal meskipun dalam musim kemarau.
Langkah antisipasi termasuk pemeliharaan infrastruktur pengelolaan air dan kerja sama lintas sektor.
Sementara itu, Kabag Ops Polres Lombok Barat AKP Sulaiman H. Husein mengatakan Polres Lombok Barat telah melakukan penyaluran air.
“Kami telah melakukan penyaluran air bersih, pada wilyah-wilayah yang mengalami kesulitan akses air bersih. Salah satunya di wilayah Batulayar menggunakan kendaraan tangka,” ungkapnya.
Sehingga, juga menekankan koordinasi dengan Kementerian Sosial. Perwakilan Kecamatan juga menyampaikan harapannya, termasuk permintaan bantuan tandon air yang dianggap penting bagi masyarakat.
Stok Beras dan Cadangan Pangan
Dalam diskusi, pentingnya menjaga stok beras dan cadangan pangan juga menjadi sorotan.
Kadis Pertanian menyatakan bahwa ketersediaan beras masih aman hingga Agustus dan September. Sementara itu, Asisten II menekankan pentingnya koordinasi dan komunikasi antarpihak serta perhatian terhadap potensi gagal panen yang dapat berdampak pada inflasi.
Bupati Lombok Barat: Jangan Sampai Terjadi Gagal Panel di Lombok Barat
Pada akhir rapat, Bupati Lombok Barat memberikan arahan kepada semua pihak.
“Koordinasi dan komunikasi dianggap krusial untuk menghadapi tantangan ini. Pemda Lombok Barat telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Camat untuk berkoordinasi dengan desa-desa jika terjadi kekeringan,” ujarnya.
Sehingga Gagal panen juga penekanan sebagai persoalan yang perlu perhatian, karena berpotensi menyebabkan inflasi di Daerah.
Rapat koordinasi ini menunjukkan komitmen yang kuat dari berbagai pihak dalam mengatasi masalah bencana kekeringan dan pendistribusian air bersih. Kolaborasi lintas sektor diharapkan akan menghasilkan solusi yang komprehensif dan efektif dalam menjaga kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lombok Barat.