Lombok Barat – Untuk mencegah terjadinya Penularan virus covid-19 di wilayah Lombok Barat, Pemkab Lombok Barat memutuskan untuk menutup semua objek wisata di Lombok Barat selama Tradisi Lebaran Topat.
Penutupan ini dilakukan menurut Kapolres Lombok Barat AKBP Bagus S. Wibowo, SIK untuk menghindari kerumunan yang terjadi di objek wisata saat masa libur lebaran.
“Jangan sampai kejadian di India terjadi di Lombok Barat, karena itu kami akan tegas untuk keselamatan Masyarakat Lombok Barat,” ujar Kapolres, Rabu (19/5/2021).
Terlebih adanya Informasi bahwa Varian Baru Covid-19 telah masuk di beberapa Daerah di Indonesia, sehingga tidak menutup kemungkinan sudah masuk di Lombok Barat.
“Kerumunan saat libur lebaran berpotensi tinggi terjadinya penyebaran Covid-19, sehingga opsi mengamankan penutupan objek wisata ini diambil, didukung oleh kegiatan penyekatan,” ujarnya.
Kapolres mengingatkan bahwa seharusnya apa yang terjadi di India, juga sebagi ini sebagai introspeksi kita bersama jangan sampai terjadi di Lombok Barat.
“Sehingga, opsi ini diambil untuk mencegah penularan covid19 secara masif dan ganas seperti yang telah terjadi di India, lebih baik kurangi Mobilitas, berlebaran Topat di rumah saja” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Kapolres meminta agar masyarakat dan para pedagang tidak melanggar kebijakan ini, untuk bersama-sama menjaga Lombok Barat.
“Pada hari Perayaan Tradisi Lebaran Topat, kamis (20/5/2021) dipastikan dilakukan penutupan akses menuju tempat wisata, melakukan penjagaan secara ketat agar kebijakan penutupan lokasi wisata ini berjalan dengan baik,” ujarnya.
Menurut Kapolres apabila masih ada masyarakat yang ingin berkunjung ke lokasi wisata pihaknya akan bertindak tegas dengan meminta masyarakat putar balik.
Sementara itu, Dinas Kesehatan Lobar memastikan keterisian ruang isolasi Dua Rumah Sakit di Lobar tertinggi di NTB, bahkan lebih dari 60 persen.
“Ini yang menjadi perhatian adalah angka keterisian tempat tidur di RS Tripat dan RS Awet Muda, itu paling tinggi se-NTB karena angkanya sudah diatas 60 persen” ungkap Kabid P3KL Dikes Lobar, dr. Ahmad Taufik Fathoni.
Ketika angka keterisian ruang isolasi sudah memcapai 60 persen, itu perlu menjadi hal yang harus diwaspadai.
“Untung ada isolasi mandiri, kalau ndak, sudah habis ruangan di rumah sakit Lombok Barat ini” ketusnya.
Terlebih varian baru corona itu sudah dinyatakan masuk ke Indonesia, sehingga NTB, khususnya Lobar perlu melalukan antisipasi lebih untuk menghindari penularan varian baru corona tersebut.
“Bukan kami tidak ingin melihat masyarakat berwisata, agar jadi perhatian dan pencegahan yang lebih maksimal harus sama-sama kita upayakan” tandasnya.
Dirinya pun mempertanyakan, saat ini mana yang mau dipentingkan, antara ekonomi atau Kesehatan.
“Karena jangan sampai semua kendor dan beranggapan covid-19 ini sudah tidak ada, dan mendukung langkah-langkah pencegahan dari TNI-Polri dan Pemda,” tegasnya.